menyediakan informasi unik,menarik tentang segala sesuatu yang ada di sekeliling kita

Nikahilah Orang yang Tepat Agar Operasi Jantung Tak Sia-sia

http://images.detik.com/content/2011/08/23/763/nikahjantung-ts-dalam.jpg Jakarta, Dibandingkan pasien yang berstatus lajang, pasien yang punya pasangan resmi alias sudah menikah lebih jarang kambuh setelah menjalani operasi bypass jantung. Manfaatnya akan lebih terasa jika pasien hidup harmonis dengan pasangannya.

Selama ini, manfaat pernikahan bagi kesehatan cukup sering dibuktikan dalam berbagai penelitian. Contohnya seperti yang pernah dimuat di berbagai jurnal internasional adalah mencegah kanker usus dan meredakan nyeri pada penderita radang sendi atau rheumathoid arthritis.

Banyak teori yang mendasari hubungan antara pernikahan dengan kesehatan, namun kebanyakan mengaitkannya dengan tingkat stres. Seseorang yang menikah hidupnya relatif lebih tenang dan teratur, kecuali jika pernikahan tersebut tidak harmobnis dan lebih sering cek-cok.

Namun untuk pasien gagal jantung yang pernah menjalani operasi bypass jantung, pernikahan terbukti bisa mengurangi risiko kekambuhan, bahkan meski rumah tangganya tidak terlalu harmonis. Namun jika rumah tangganya harmonis, manfaatnya tentu akan lebih terasa.

Manfaat ini dibuktikan oleh Prof Harry T Reis dari University of Rochester, yang meneliti 227 pasien yang menjalani operasi bypass jantung antara tahun 1987-1990. Dari sekian banyak pasien, 124 orang di antaranya tetap hidup sehat hingga 15 tahun sesudahnya.

Jumlah pasien yang bertahan hidup sebagian besar sudah menikah, yakni 61 persen. Pasien yang masih lajang lebih sedikit yang bertahan hidup yakni hanya 30 persen, sedangkan sisanya sudah meninggal karena berbagai hal terutama akibat sakit jantunganya kambuh.

Kebahagiaan hidup berumah tangga tidak terlalu berpengaruh pada pasien pria, karena sebagian besar atau tepatnya 60 persen tetap hidup sehat dan sakit jantungnya tidak kambuh meski pernikahannya tidak terlalu harmonis. Namun pengaruhnya agak terasa pada wanita, karena hanya 29 persen yang masih hidup ketika pernikahannya tidak bahagia.

"Pernikahan membuat hidup lebih bermakna dan penuh motivasi, karena merasa ada seseorang yang membutuhkan. Pasangan yang menikah juga bisa saling mengingatkan, misalnya kapan harus minum obat," ungkap Prof Reis seperti dikutip dari Healthday, Selasa (23/8/2011).
detikhealth.com/read/2011/08/23/110659/1709019/763/nikahilah-orang-yang-tepat-agar-operasi-jantung-tak-sia-sia?l993306763