menyediakan informasi unik,menarik tentang segala sesuatu yang ada di sekeliling kita

Rp 84 Triliun untuk Pertambangan


Investor pertambangan berlomba menanamkan investasi di Maluku Utara. Hingga saat ini ada lima investor asing dari lima negara dan satu investor nasional dengan nilai investasi sangat besar yang berkeinginan berinvestasi di sektor pertambanga

Investor dari Prancis dan Jepang (Mitsubishi) berniat investasi Rp 40 triliun untuk tambang nikel. Rusia Rp 20 triliun dan PT Aneka Tambang Rp 20 triliun. Mereka masuk ke nikel.

Demikian dikatakan Gubernur Maluku Utara Thayib Armayn, Minggu (21/8/2011), di Ternate, Maluku Utara. "Hingga saat ini nilai investasi dari para investor yang bersedia menanamkan modal di pertambangan mencapai Rp 84 triliun," jelasnya.

Belum lagi investor dari Australia yang sudah berjalan dan menambang emas. Juga investor China dan Korea Selatan yang juga berminat.

Dari potensi pertambangan di wilayah Maluku Utara, sekitar 30 persen berada di kawasan hutan lindung. Jenis tambangnya meliputi emas, nikel, mangaan dan biji besi. Meski begitu, masih ada kendala dalam investasi tersebut. Terutama terkait tata ruang wilayah.

Hingga saat ini ada dua atau tiga kabupaten yang belum menyelesaikan RTRW-nya. "Mudah-mudahan akhir tahun 2011 ini bisa selesai, sehingga investasi bisa direalisasikan," katanya.

Selain itu, pemerintah daerah juga menuntut pembagian hasil yang lebih besar dari sektor pertambangan. Selama ini hanya mendapat Rp 100 miliar per tahun, padahal masih harus dibagi juga ke sembilan kabupaten lain.

"Yang kami inginkan ada penyertaan saham 5 persen, sehingga bisa untuk membangun wilayah kami," katanya. Thayip mencontohkan, dari tambang emas saja, pendapatan yang masuk ke negara Rp 2 triliun. Kalau 5 persen masuk ke daerah, lumayan bisa untuk membangun.

"Terkait bagi hasil itu, sekarang sedang dibahas di Kementerian Keuangan dan Kementerian ESDM," katanya.