menyediakan informasi unik,menarik tentang segala sesuatu yang ada di sekeliling kita

Ekonom Yakin Indonesia Bisa Bertahan dari Krisis



JAKARTA - Sejumlah ekonom terlihat optimistis dengan daya tahan ekonomi Indonesia saat ini terhadap dampak resesi ekonomi global. Bahkan daya tahan ekonomi kita lebih baik dari saat krisis 2008 silam.

Ekonom Universitas Indonesia (UI) Faisal Basri bilang indikator makro ekonomi saat ini relatif bagus dan stabil. Seperti tingkat inflasi, suku bunga, hingga nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, semuanya terkendali.

Dari sisi ekspor, para eksportir Indonesia telah melakukan penyesuaian terhadap kondisi global dengan mengalihkan sebagian besar pasar mereka dari Amerika Serikat dan Eropa ke Asia. Ini bisa dilihat dari ekspor Indonesia ke ASEAN dan China.

Mengutip data Badan Pusat Statistik, tujuan ekspor ke ASEAN (Singapura, Malaysia, Thailand dan lainnya) naik menjadi 22,6 persen di semester I 2011, dari 21,8 persen pada 2008. Begitu juga ke China yang naik jadi 11,3 persen pada semester I 2011, dari 7,2 persen pada 2008.

Menurut Faisal, berbagai indikator ekonomi Indonesia saat ini sangat positif. "Satu-satunya masalah ekonomi Indonesia sekarang ialah tidak bisa mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dari saat ini agar pengangguran turun dan kualitas hidup kita naik," kata Faisal saat berdiskusi dengan redaksi KONTAN, kemarin (21/8/2011).

Senada dengan Faisal, ekonom Standard Chartered Indonesia Eric Alexander Sugandi mengatakan, perekonomian Indonesia masih bisa terjaga dan stabil di tengah krisis keuangan yang terjadi di AS dan Eropa.

Selama inflasi terkendali, daya beli masyarakat akan tumbuh, sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terjaga. Sebab, konsumsi rumah tangga Indonesia yang sebesar 57 persen dari produk domestik bruto (PDB) dipandang sangat berperan terhadap ekonomi. “Jika ditambah dengan stimulus yang diberikan pemerintah, tahun depan pertumbuhan ekonomi kita bisa sampai 7 persen, lebih baik dari 2011 yang 6,5 persen ,” kata Eric.

Eric juga yakin perekonomian Indonesia masih bisa bertahan, kecuali jika nilai tukar rupiah merosot secara drastis. Namun, saat ini Eric yakin jika rupiah masih akan terus menguat. “Saya tetap optimistis, apalagi cadangan devisa sekarang tinggi,” terang Eric.

Andai kata rupiah melorot, Eric memprediksi ekonomi Indonesia masih akan tetap tumbuh, meskipun jadi melambat, seperti yang terjadi di Amerika Serikat dan Eropa saat ini.

Ekonom Danareksa Research Institute Purbaya Yudhi Sadewa juga yakin perekonomian Indonesia akan terus tumbuh dan bisa bertahan dari pengaruh krisis ekonomi global. Terlebih rasio utang Indonesia saat ini terbilang rendah sekitar 25 persen.

Waspada Oktober

Menurut Purbaya, perekonomian Indonesia sekarang lebih tahan dibandingkan dengan krisis ekonomi tahun 2008-2009. “Buruk-buruknya masih bisa tumbuh. Seperti tahun 2009 yang mengalami pertumbuhan ekonomi sekitar 4 persen-6 persen,” tutur Purbaya.

Dalam menghadapi krisis utang di Eropa dan Amerika Serikat, kata Purbaya, pemerintah harus betul-betul menjaga agar para investor dan pemain di pasar uang tidak panik. Jika panik, itu sangat mempengaruhi perekonomian Indonesia. “Akan rentan jika para investor mulai keluar, itu akan berpengaruh pada nilai tukar rupiah, bisa merosot, akibatnya bisa berat,” jelas Purbaya.

Purbaya mengingatkan pemerintah harus segera mengantisipasi ekspor ke Eropa. Sebab, ia memprediksi mulai Oktober, perekonomian di Eropa tidak mengalami ekspansi. Saat itulah ekspor Indonesia yang memiliki pasar di Eropa akan terpengaruh.

Sedangkan terhadap ekonomi AS, ia memprediksi ekonomi masih bisa berekspansi hingga akhir tahun ini. Setelah itu, ekonomi AS kemungkinan besar ekonomi AS tidak akan tumbuh. "Pemerintah harusmengantisipasi agar ekspor Indonesia ke dua tujuan itu tidak terpengaruh," ujarnya