menyediakan informasi unik,menarik tentang segala sesuatu yang ada di sekeliling kita

China akan Membuat Yuan Lebih Fleksibel

 
Shanghai - Perdana Menteri China Wen Jiabao mengklaim keputusan China membuat mata uang Yuan lebih fleksibel dan lebih berorientasi pasar mulai mencapai hasil.

Meski demikian, pernyataan Wen tersebut masih dinilai tidak menandakan adanya pelebaran dari batas perdagangan harian Yuan. Namun hal itu justru lebih menegaskan keinginan China untuk memperkenalkan fluktuasi dua arah Yuan guna meredam ekspektasi bahwa mata uang China terus terapresiasi.

Mengenai nilai tukar Yuan beberapa kali menyentuh batas bawah perdagangan. Wen mengatakan kejatuhan yuan itu bukan lah rekayasa.

"China akan terus memonitor pergerakan perdagangan Yuan, dan akan terus memperkuat fleksibilitasnya di kedua arah," kata Wen
seperti dikutip dari Reuters, Minggu (20/11/2011)

Wen juga mengatakan kepada Presiden AS, Barack Obama bahwa ketidakseimbangan perdagangan antara AS dan China adalah masalah
struktural dan mempertahankan perkembangan yang sehat dari perdagangan bilateral merupakan hal yang sangat penting bagi kedua negara dan dunia.

Komentar Wen terhadap Yuan sejalan dengan langkah bank sentral China (Peoples Bank of China/PBC akhir-akhir ini untuk mendorong nilai Yuan berfluktuasi lebih luas dalam batas perdagangan harian. Melalui PBC memungkinkan Yuan untuk naik atau turun 0,5% pada perdagangan harian.

Beberapa pengamat dan pedagang berpendapat bahwa bank sentral China telah meletakkan dasar untuk perluasan dari batas perdagangan, yang akan
memungkinkan China untuk menghadapi tekanan AS terhadap Yuan yang terus terjadi dengan reformasi untuk melonggarkan cengkeramannya pada mata
uang mereka.

Tetapi beberapa pengamat lain percaya bahwa China akan memilih untuk memperluas batas perdagangan nilai tukar hanya ketika tekanan terhadap mata uang sejalan dengan surplus perdagangan yang berkurang dan aliran modal yang sedikit.

Para pemimpin China telah berulang kali menolak ajakan AS dan negara-negara maju untuk memungkinkan apresiasi (penguatan) Yuan lebih cepat.

Para pengamat mengatakan China tampaknya diam-diam telah menyesuaikan kebijakan mata uangnya dalam menanggapi krisis utang zona Euro yang
semakin parah, dengan cara memperlambat apresiasi yuan.

China sebelumnya janji memperlonggar fleksibilitas Yuan, bank sentral China mematok nilai tukar yuan sejak pertengahan 2008. Langkah ini dinilai sebagai kebijakan kontroversial yang bertujuan menstabilkan ekonomi China selama krisis ekonomi global.

Amerika Serikat terus mendesak China merevaluasi mata uangnya. Selama ini China dituding menerapkan praktik dagang yang tidak adil karena nilai Yuan lebih rendah daripada nilai sebenarnya. Dengan nilai yuan yang rendah, ekspor China menjadi sangat kompetitif di pasar global.