Kanker payudara merupakan jenis kanker yang banyak menyebabkan wanita meninggal dunia. Maka tak heran jika banyak wanita merasa takut jika divonis menderita penyakit itu. Meski takut dengan hal itu, kebanyakan wanita masih tidak sigap untuk deteksi dini kanker payudara.
Hal ini terungkap dalam sebuah survei di Inggris, yang menyebut bahwa lebih dari setengah perempuan takut didiagnosis menderita kanker payudara. Meski takut akan hal itu, satu dari lima perempuan bahkan tidak dapat mengidentifikasi tanda-tanda atau gejala penyakit tersebut.
Seperti dikutip laman Female First, penyakit kanker payudara termasuk penyakit yang paling sering didiagnosis di Inggris, mempengaruhi hampir 48.000 wanita setiap tahun. Maka dari itu, cukup mengejutkan jika ditemui seperlima kaum hawa masih tidak menyadari tentang bagaimana cara untuk mengidentifikasi penyakit ini.
Jajak pendapat lebih dari 1.000 wanita, yang bertepatan dengan peringatan Bulan Kesadaran Kanker Payudara itu mengungkapkan bahwa 83 persen perempuan memeriksa payudara mereka untuk menemukan benjolan, namun ada gejala lain yang kurang banyak diketahui. Sebagai contoh, tiga dari sepuluh perempuan memeriksa perubahan dalam ukuran atau bentuk payudara dan hanya 5 persen dari mereka yang peduli memeriksa tanda-tanda puting tidak normal.
Duta besar untuk kanker payudara, Bernie Nolan, yang juga sebagai penderita kanker payudara menyatakan, bahwa benjolan pada payudara seringkali dianggap oleh kaum hawa sebagai tanda utama adanya gelaja penyakit kanker payudara.
"Orang menganggap menemukan benjolan adalah satu-satunya cara untuk menemukan kanker payudara, tetapi ada tanda-tanda vital lainnya yang harus disadari. Saya melihat payudara saya telah berubah bentuk dan segera pergi ke dokter," ujarnya.
Metode periksa payudara sendiri kata Nolan adalah hal paling efektif untuk mendeteksi adanya gejala penyakit kanker payudara. Meski begitu masih banyak wanita yang tidak melakukannya secara mandiri.
Dari hasil survei juga ditemukan bahwa kekhawatiran perempuan didiagnosis dengan kanker payudara cukup tinggi. Mereka juga takut bahwa kanker bisa menyebar ke bagian lain dari tubuh, mereka khawatir tidak dapat bertahan hidup dan efek samping jangka panjang
Hal ini terungkap dalam sebuah survei di Inggris, yang menyebut bahwa lebih dari setengah perempuan takut didiagnosis menderita kanker payudara. Meski takut akan hal itu, satu dari lima perempuan bahkan tidak dapat mengidentifikasi tanda-tanda atau gejala penyakit tersebut.
Seperti dikutip laman Female First, penyakit kanker payudara termasuk penyakit yang paling sering didiagnosis di Inggris, mempengaruhi hampir 48.000 wanita setiap tahun. Maka dari itu, cukup mengejutkan jika ditemui seperlima kaum hawa masih tidak menyadari tentang bagaimana cara untuk mengidentifikasi penyakit ini.
Jajak pendapat lebih dari 1.000 wanita, yang bertepatan dengan peringatan Bulan Kesadaran Kanker Payudara itu mengungkapkan bahwa 83 persen perempuan memeriksa payudara mereka untuk menemukan benjolan, namun ada gejala lain yang kurang banyak diketahui. Sebagai contoh, tiga dari sepuluh perempuan memeriksa perubahan dalam ukuran atau bentuk payudara dan hanya 5 persen dari mereka yang peduli memeriksa tanda-tanda puting tidak normal.
Duta besar untuk kanker payudara, Bernie Nolan, yang juga sebagai penderita kanker payudara menyatakan, bahwa benjolan pada payudara seringkali dianggap oleh kaum hawa sebagai tanda utama adanya gelaja penyakit kanker payudara.
"Orang menganggap menemukan benjolan adalah satu-satunya cara untuk menemukan kanker payudara, tetapi ada tanda-tanda vital lainnya yang harus disadari. Saya melihat payudara saya telah berubah bentuk dan segera pergi ke dokter," ujarnya.
Metode periksa payudara sendiri kata Nolan adalah hal paling efektif untuk mendeteksi adanya gejala penyakit kanker payudara. Meski begitu masih banyak wanita yang tidak melakukannya secara mandiri.
Dari hasil survei juga ditemukan bahwa kekhawatiran perempuan didiagnosis dengan kanker payudara cukup tinggi. Mereka juga takut bahwa kanker bisa menyebar ke bagian lain dari tubuh, mereka khawatir tidak dapat bertahan hidup dan efek samping jangka panjang