menyediakan informasi unik,menarik tentang segala sesuatu yang ada di sekeliling kita

MENGAKSES ENERGI ALAM SEMESTA UNTUK KEDAMAIAN HIDUP DAN MELENYAPKAN PENDERITAAN

Ini adalah salah satu amalan mengakses energi alam semesta dan digunakan untuk melenyapkan penderitaan yang kita alami, hidup dinamis dan mencapai kedamaian hidup.

Pejamkan mata, duduk santai dan visualisasikan sebuah teratai di dalam hati kita memancarkan cahaya putih ke semua anggota tubuh kita. Lalu, lantunkan puisi mantra ini di dalam hati.

“HATIKU ADALAH HATIMU
SEMUA HATI ADALAH SATU HATI
SATU HATI ADALAH HATI ALAM SEMESTA”


Lalu diam dan rasakan aliran energi alam semesta yang begitu dahsyat merambat di nadi, darah, tulang dan seluruh tubuh kita selama 5 menit. Sederhana dan mudah bukan? Ya, memang ini cara yang sangat sederhana dan tidak perlu diperumit. Mengakses energi alam ini ada di semua agama semua tradisi spiritual dan aliran kepercayaan manapun di dunia. Cara boleh berbeda namun, tentu saja hakikatnya sama: MENYADARI SEMUA YANG ADA BERASAL DARI SATU SUMBER. YAITU TUHAN YANG MAHA SEGALANYA YANG MERUPAKAN CAUSA PRIMA (SUMBER SEBAB TERAKHIR YANG TIDAK DISEBABKAN LAGI).

Praktek rutin visualisasi ini sangat efektif dapat melenyapkan semua penderitaan yang kita alami dan menghilangkan hawa nafsu serta mendapatkan pencerahan hakiki. Bahwa sesungguhnya manusia adalah bagian dari dinamika alam semesta. Dinamika kosmologis yang terhubung oleh satu kesadaran rasa/batin untuk selalu bersujud pada Tuhan.

Mengapa efektif? Sebab visualisasi ini secara esoterik akan menyapa alam semesta (Alam semesta adalah makhluk terbesar ciptaan Tuhan) secara tulus sehingga alam semesta juga menyapa kita dan terjadi transfer energi alam semesta yang luar biasa dahsyat.
Bila kita tidak mengirim getaran sinyal rasa welas asih pada mereka, bagaimana mereka dapat menerima sinyal kita? Karena itu hati yang tulus sangat penting kita pancarkan ke alam semesta. Hati yang tulus dapat menggugah hati alam semesta untuk menyelimuti kita dan memberikan energinya (yang sejatinya bersumber dari energi-Nya) pada kita. Sebaliknya, hati yang tertutup dan keras membatu akan memancarkan energi penolakan sehingga antara kita dan alam semesta tidak bisa nyambung dan alam juga tidak akan membuka pintu energinya untuk kita.