menyediakan informasi unik,menarik tentang segala sesuatu yang ada di sekeliling kita

 Beberapa kawasan di Kecamatan Kinali, Kabupaten Pasaman, diketahui masih menjadi habitat buaya muara. Tidak ada masalah dengan lokasi hunian buaya itu, sampai ada banjir bandang.

Buaya sangat terlatih menghadapi luapan air, tapi tidak manusia penghuni pinggiran sungai yang rumah-rumahnya tergenang banjir, sebagaimana terjadi pada  delapan kepala keluarga di Dusun Bayua Kabuang, Jorong Ampek Koto, Kecamatan Kinali yang terperangkap banjir.
http://img.antaranews.com/new/2011/08/small/20110805022252buaya1.jpg
Kedelapan KK itu harus dievakuasi dengan cara tersendiri. Sejak banjir melanda, mereka bertahan di dalam rumah, takut akan kehadiran dan serangan buaya-buaya yang ada di sana. 

Siapa yang bisa jamin buaya-buaya itu tidak ingin "melancong" ke dalam rumah-rumah warga dengan cara menyelam di bawah air banjir?

Sampai akhirnya datang satu tim penolong  didukung aparat keamanan ke lokasi banjir menggunakan perahu karet, menuju rumah korban banjir yang berada di kawasan kebun kelapa sawit itu.

Korban banjir di kawasan itu, takut keluar rumahnya untuk mengungsi karena dari kawasan aliran sungai yang meluap itu, juga ada buaya yang ikut memasuki kawasan permukimannya.

"Mereka umumnya tinggal di dalam kebun kelapa sawit, mereka takut berenang, khawatir ada buaya. Sebab, sudah ada kabar ternak warga yang dimakan buaya," kata Wali Nagari Kinali, Muharsal Indra.

Di Jorong Ampek Koto Kinali itu, ada sekitar 60 KK yang tinggal, yang daerahnya langganan banjir. Setelah diguyur hujan lebih dari sepekan terakhir, air terus naik.

Warga setempat meyakini, kawasannya yang berada tak jauh dari aliran sungai itu, juga banyak berkeliaran buaya.

"Warga sering melihat buaya di aliran sungai tak jauh dari permukimannya itu," kata Asgiarman, warga setempat.  



sumber:antara news