Ilustrasi (dok: Thinkstock)
Hal itu dibuktikan dalam sebuah penelitian di University of Lund, yang melibatkan 80 perempuan pengidap sleep apnea atau henti napas saat tidur yang antara lain ditandai dengan gejala sering ngorok. Seluruh partisipan belum pernah mendapatkan perawatan.
Para partisipan diminta mengisi kuesioner terkait pengalaman seksualnya, antara lain menyangkut gairah dan tingkat kepuasan saat berhubungan seks dengan pasangannya. Hasilnya dibandingkan dengan 240 perempuan sehat yang tidak ngorok maupun mengalami sleep apnea.
Beberapa fakta yang terungkap dalam pengamatan tersebut adalah sebagai berikut, seperti dikutip dari Huffingtonpost, Minggu (15/1/2012).
Perempuan dengan sleep apnea yang tidak tertangani lebih sering mengalami gangguan seksual, baik menyangkut fungsi seksual maupun kepuasan seksual.
- Perempuan dengan sleep apnea cenderung mendapat skor yang rendah terkait tingkat kepuasan saat berhubungan seks.
- Efek negatif terhadap kehidupan seks bervariasi tergantung tingkat keparahan sleep apnea yang diderita. Artinya, pada tingkat keparahan yang paling ringan sekalipun sleep apnea sudah bisa memberikan efek negatif.
Secara teknis, sleep apnea terjadi akibat penyempitan saluran napas yang terjadi saat tidur. Melemahnya jaringan di sepanjang saluran pernapasan membuatnya menyempit saat berbaring, lalu bergetar saat dilewati udara sehingga keluar bunyi dengkuran.
Penyempitan itu juga membuat suplai oksigen ke paru-paru selama tertidur mengalami gangguan, sehingga seseorang dengan sleep apnea selalu bangun dalam kondisi tidak bugar. Dampaknya antara lain rasa letih, bahkan depresi yang semuanya bisa mempengaruhi kehidupan seksual.
Selain mempengaruhi kehidupan seksual, secara umum sleep apnea juga dikaitkan dengan faktor risiko berbagai penyakit kronis seperti diabetes dan sakit jantung. Bahkan ada penelitian yang menunjukkan, jika ibu hamil sering ngorok maka anaknya cenderung glahir dengan berat badan rendah.
Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi ngorok dan risiko sleep apnea adalah dengan menjaga berat badan ideal. Tidur dalam posisi miring juga bisa mengurangi dengkuran karena gravitasi lebih memicu penyempitan saluran napas saat berbaring. sumber detikhealth