menyediakan informasi unik,menarik tentang segala sesuatu yang ada di sekeliling kita

Istri Paku Alam IX Dimakamkan di Girigondo

Jenazah istri dari Paku Alam IX, Gusti Kanjeng Raden Ayu Adipati Paku Alam (72) akhirnya dimakamkan di pemakaman keluarga Pakualaman di Girigondo, Kabupaten Kulonprogo, DIY, Minggu 20 November 2011 siang.


Sebelumnya acara pemakaman, dilakukan prosesi pemberangkatan jenazah di Puro Pakualaman. Yakni memohon ijin kepada Ngarso Dalem (Sri Sultan HB X) sebagai Raja yang dilakukan oleh Sri Paduka Paku Alam IX pemberangkatan jenazah. Sebelum jenazah diberangkatkan digelar upacara tlusupan yang dilakukan oleh seluruh putra dari almarhumah beserta istri dan cucunya.

KPH Wijoyokusumo, adik sekaligus kerabat dari Paku Alam IX mengatakan upacara tlusupan sebelum jenazah diberangkatkan sebagai simbol penghormatan. Serta perjuangan dari orang yang meninggal diteruskan oleh anak dan keturunannya.

Dalam ritual tlusupan diikuti oleh putra Paku Alam IX diantaranya adalah Bendoro Pangeran Haryo Suryodilogo, Bendoro Pangeran Haryo Haryoseno, dan Bendoro Pangeran Haryo Haryodanardono bersama istri masing-masing dan 4 orang cucu.

“Ritual tlusupan sebagai bentuk penghormatan, mendoakan kepada orang yang telah meninggal. Dalam istilah jawanya 'Mikul Dhuwur Mendem Jero',” katanya, Minggu 20 November 2011.

Usai prosesi tlusupan, kemudian dilakukan doa untuk pemberangkatan jenazah. Selanjutnya, Sultan dan GKR Hemas serta Adipati Paku Alam IX dan kerabat, mengantar langsung jenazah dari Gedong Agung Proboyekso hingga ke depan pelataran komplek Puro Pakualaman. Saat jenazah diberangkatkan dengan mobil jenazah, dilakukan ritual pecah kendi.

"Pecah kendi ini adalah prosesi tradisi, untuk memberangkatkan jenazah supaya dingin di jalanan sampai di pemakaman. Sesuai tradisi, bagi kerabat yang wafat di hari Sabtu diberangkatkan dengan memecah satu genting di pojok. Ini merupakan simbol keikhlasan," tuturnya.

Bersamaan dengan pemberangkatan jenasah kerabat Puro Pakualaman juga membagikan salawat. Yakni sapu tangan kecil yang dilipat dan diisi uang receh Rp500. Selawat merupakan bagian upacara tradisional sebagai simbol bahwa sampai keberangkatan jenazah, sosok yang bersangkutan masih memberikan kebaikan.

Selanjutnya jenasah dibawa menuju makam keluar Pakualaman di Astana Girigondo, Kulonprogo. Paku Alam IX sendiri tidak mengikuti prosesi pemakaman dan hanya dihadiri oleh beberapa putra PA IX. Sesampainya tiba di Astana Girigondo, jenasah diterima oleh juru kunci untuk dimakamkan. Namun sebelum dimakamkan dilaksanakan sholat jenasah di masjid yang berada di lokasi Astana Girigondo.